Jumat, 03 Februari 2017

Senyum untuk Aceh dari Siswa Daqu School


KRAKSAAN – Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdatul Ulama (NU) Pajarakan, Kabupaten Probolinggo menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 H, Sabtu (17/12/2016) di kantor MWC NU Pajarakan. 

Maulidan juga dikemas bersama pelantikan pengurus MWC NU Pajarakan masa khidmat 2016- 2021, serta santunan kepada 100 anak yatim yang tersebar di setiap desa di Kecamatan Pajarakan. Santunan berasal dari MWCNU dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) kabupaten setempat.

Kegiatan ini dihadiri Mukhtasyar NU Kabupaten Probolinggo, yang juga Anggota DPR-RI Komisi VIII Drs. H. Hasan Aminuddin M.Si; Rois Suryah KH. Munir Kholili; Ketua PCNU Kota Kraksaan KH. Ahmad Suja'i Syafi'i beserta Sekretaris PCNU H. Fauzan Hafidzi dan Camat Pajarakan, Sukarno.

Hadir pula anggota Forkopimka Pajarakan, tokoh agama serta tokoh masyarakat di lingkungan Kecamatan Pajarakan, Muslimat NU, seluruh ranting se-Kecamatan Pajarakan, kepala sekolah SD, SMP, SMA, Tsanawiyah dan Aliyah se-Kecamatan Pajarakan.

Ada 65 orang pengurus MWC NU serta lembaga-lembaga MWC NU Pajarakan yang dilantik. Pelantikan dilakukan oleh Mukhtasyar NU Kabupaten Probolinggo, Drs. H. Hasan Aminuddin M.Si.

Hasan Aminuddin menyatakan, mukjizat Al quran sangat terbukti di negara kita. “Inilah kehebatan Al quran. Dari itulah jadikan kitab itu sebagai pedoman untuk kehidupan kita,” katanya dalam acara tersebut.

Menurutnya, kegiatan NU yang disangka bid'ah itu sudah tidak ada lagi, karena gerakan dan sikap beragama tidak diputuskan oleh ulama siapapun, kecuali melalui koordinasi dan keputusan rapat organisasi.

Cara seperti itu, lanjutnya, terutama juga berlaku dan tergambar dalam kebijakan publik. Yakni dalam kebijakan-kebijakan Pemerintah Kabupaten Probolinggo, yang selalu mangakomodir aspirasi dan masukan NU.

Ia menambahkan, pengurus ranting harus punya getaran di lingkungannya, yakni dengan usulan program takziyah (berupa dana) yang di berikan kepada shohibul musibah (warga yang mendapat musibah).

Program itu merupakan bagian dari kewajiban umat Islam untuk menghadiri dan membantu meringankan penderitaan warga (keluarga) yang berduka di lingkungannya. “Budayakan dan istiqomahkan melaksanakan tahlil selama 7 hari tanpa dikorupsi, disertai dengan tanpa konsumsi di rumah yang berduka,” ujarnya.

Sumber : http://www.timesindonesia.co.id/read/138959/20161219/145535/senyum-untuk-aceh-dari-siswa-daqu-school/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar