Kamis, 02 Februari 2017

Dosen Unisla Cerdaskan Kaum Perempuan


LAMONGAN – Dosen Kebidanan Universitas Islam Lamongan (Unisla), Kepala Pusat Study Gender, Anak dan Kesehatan Litbangpemas, Mimatun Nasihah, memberikan materi Kesetaraan Gender pada kegiatan Peningkatan Kesadaran Politik Kaum Perempuan. 

Mimatun menjelaskan secara umum perbedaan seks dan gender dalam penyuluhan "Peningkatan Kesadaran Politik Kaum Perempuan" yang digagas Kesbangpol Kabupaten Lamongan, di tiga lokasi, yakni Sukodadi dan Pucuk pada Rabu (28/12/2017), dan di Sugio, Kamis (29/12/2016). 

"Karena sejauh ini emansipasi wanita yang terus meningkat membuat kesalah pahaman persepsi pada seks dan gender," ucap dia. 

Lebih lanjut, Ia menjelaskan, terkait seks, laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan secara anatomi dan fisiologinya. "Hal itu secara kodrat tidak bisa diubah," kata Mimatun. 

Di sisi lain, mengenai gender, sambung Mimatun, lebih pada konstruksi sosial. "Jadi hasil buatan manusia yang kemudian menjadi suatu budaya atau kebiasaan," ujarnya. 

Ia mencontohkan, persepsi masyarakat bahwa laki-laki memiliki peran bekerja di luar rumah dan perempuan bekerja di dalam rumah. Namun, konstruksi sosial tersebut bisa berubah sesuai perkembangan zaman. 

"Dalam hal ini, laki-laki pun bisa pandai memasak dan berprofesi menjadi koki, perempuan bisa bekerja menjadi sopir," tutur Mimatun.

Sebab menurutnya, pada dasarnya, Tuhan sudah memberikan sumbangsih kromosom pada masing-masing kelamin berjumlah 23 kromosom. Jika terjadi kelebihan dan kekurangan satu kromosom saja maka manusia akan menjadi cacat. 

“Intinya, kita semua sama, semua itu tergantung tanggapan sosial masyarakat saja,” kata Mimatun mengungkapkan. 

Namun gambaran tersebut, kata Mimatun, saat ini diyakini sebagai sebuah ajaran. "Itu salah dan gambaran masyarakat mengenai sebuah keyakinan harus diubah. Setiap manusia memiliki potensi yang bisa dikembangkan dan dijalankan dengan baik," ucapnya.
Lebih jauh, Mimatun mengatakan ketika seseorang sudah mengenal kesetaraan gender, kemudian terjadi kesalahan pemahaman bahwa perempuan bisa melakukan apa saja sampai melupakan kodratnya, hal itu tidak benar dan harus diluruskan. 

“Walaupun keluar dari zona aman, tetapi jangan pernah lupakan kodrat kita sebagai perempuan yang sesuai sunah,” kata Mimatun. 

Ia ingin menyampaikan pada masyarakat bahwa kesetaraan gender perlu dimengerti dan dipahami terlebih dulu, untuk selanjutnya menyadari dan melakukan perubahan. 

"Saya berharap laki-laki pun paham dengan kesetaraan gender, karena ini bukan wacananya perempuan,” ujar Mimatun.
Sumber : http://www.timesindonesia.co.id/read/139997/2/20170105/204837/dosen-unisla-cerdaskan-kaum-perempuan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar