Jumat, 03 Februari 2017

Pembelajaran Online untuk Guru di Indonsia Timur, Mengapa Tidak?


LABUAN BAJO – Goethe-Institut Indonesian bekerja sama dengan dengan Instruktur Bahasa Jerman dari Nusa Tenggara Timur (NTT) menyelenggarakan pelatihan yang bertemakan Deutsch für den Unterricht (Penggunaan Bahasa Jerman dalam Pembelajaran). Pelatihan ini dilaksanakan 14-16 Desember 2016 di Labuan Bajo, NTT, dengan peserta guru-guru bahasa Jerman se-NTT. 

Pelatihan tahap pertama diikuti 14 guru bahasa Jerman. Mereka berasal dari Kabupaten Ende, Maumere, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Sumba, dan Kupang. 

”Peserta  diperkenalkan dengan satu model belajar online di platform moodle. Mereka belajar menggunakan semua tools yang ada, karena setelah ini peserta akan mengerjakan semua tugas-tugas secara online selama 6 minggu. Pada minggu kedua Februari 2017 peserta akan mengikuti sesi tatap muka di Kupang,’’ papar Yohanes Andriyus Nadi, guru bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Borong, yang menjadi salah satu instruktur dalam pelatihan ini.

Dalam pelatihan ini, sambung Andri, peserta banyak mendapatkan metode-metode baru dalam pengajaran bahasa Jerman. Selain itu mereka mendapatkan kesempatan untuk menyegarkan kembali bahasa Jerman mereka karena pelatihan ini berlangsung dalam bahasa Jerman. 

Sementara, Koordinator Kerjasama Bidang Pendidikan Goethe Institut Indonesia, Hartono Pangi, menambahkan, Goethe-Institut Indonesien sangat mendukung program guru pembelajar dari pemerintah. Dalam hal ini berusaha untuk terus  membantu meningkatkan kualitas guru-guru bahasa Jerman di Indonesia dengan memberikan berbagai pelatihan. 

”Untuk program ini  kami telah menyiapkan 12 guru instruktur sejak Oktober 2014, di mana mereka mendapatkan beberapa kali pelatihan secara tatap muka di Jakarta dan online. Sebelumnya pelatihan serupa  ini telah berhasil dilaksanakan di Makassar dan Medan,’’ ujar Hartono.

Dia juga berharap bahwa para peserta bisa menggunakan metode-metode atau materi yang didapat dalam pelatihan ini dalam proses belajar mengajar di sekolah mereka. 

Dalam pelatihan ini peserta tampak sangat antusias. Mereka berusaha sebaik mungkin mengerjakan semua tugas-tugas, walaupun ada kendala jaringan internet yang kurang maksimal.

’’Saya merasa senang sekali bisa ikut serta dalam pelatihan ini, saya guru bahasa Jerman di Sumba selama ini jarang mendapatkan kesempatan seperti ini. Pelatihan ini selain mendapatkan sesuatu yang baru saya juga bisa bertemu dan berdiskusi dengan teman-teman guru bahasa Jerman lain, sehingga saya tidak merasa sendiri,’’ ujar Ursula Maria Eny Widyaningsih, peserta dari SMA Negeri 1 Kota Tambolaka.

Sumber : http://www.timesindonesia.co.id/read/138799/20161216/173110/pembelajaran-online-untuk-guru-di-indonsia-timur-mengapa-tidak/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar